Tazkiyyah Kepada Yayasan Ihya at Turots, As Sofwa dan Ma’had Al Irsyad Surabaya
Pertanyaan:
Benarkah para ulama telah memberikan
tazkiyyah kepada yayasan Ihya at Turots, As Sofwa dan Ma’had Al Irsyad
Surabaya? Bagaimana bermuamalah dengan organisasi tadi?
Jawaban:
Adapun tentang Ihya at Turots,
masalah tazkiyyah atau rekomendasi, siapapun yang memberikan
rekomendasi, maka yang di ukur bukan rekomendasinya, yang di ukur adalah
hakikatnya siapa dia, dan para ulama bagaimana menyikapinya. Disini
yang sering diangkat tentang masalah Ihya at Turots, bukankah Ihya at
Turots itu direkomendasi oleh Syaikh bin Baz, ada juga sebagian
rekomendasinya Syaikh ibnu Utsaimin dan Syaikh Abdul Muhsin al Abbad
ulama besar Madinah juga memberikan rekomendasi.
Kenapa dikatakan hizbiy? Kenapa Syaikh
Muqbil mengatakan dia hizbiy? Kenapa Syaikh Robi mengatakan dia hizbiy?
Kenapa Syaikh Ahmad an Najmi mengatakan hizbiy? Padahal yayasan telah
direkomendasi.
Ini sebenarnya ucapan orang-orang yang
mempermasalahkan ini adalah orang-orang yang tidak pernah belajar, atau
belajar tetapi lupa ilmunya. Kenapa? Sebab kalau dia belajar ilmu al
jarh wat ta’dil, dalam jarh wa ta’dil itu ada kaidah yang masyhur al jarh mufassar muqaddam ala ta’dil
sebuah kritikan yang disertai hujjah-hujjahnya atau argumen yang jelas
itu didahulukan diatas orang yang memuji saja.Sekarang anggap ada
ulama yang memuji dan ada para ulama yang disebutkan tadi semuanya
mengatakan dia hizbiy, dan orang-orang yang mengatakan ini hizbiy
Syaikh Robi’, Syaikh Muqbil- ini mempelajari Ihya at Turots sampai ke
akar-akarnyanya. Mereka paham betul, mereka menegakkan hujjah akan
hizbiyyahnya.
Sekarang yang mana yang didahulukan?
Terapkan kaidahnya..Bukankah jarh yang disertai dg argumennya itu
didahulukan diatas ta’dil atau pujian? Ini satu kaidah saja kalau
dipahami oleh siapa yang menulis dalam masalah ini dan siapa yang
mempermasalahkannya, maka sudah selesai, kita tidak mempermasalahkan
lagi seharusnya…dan tidak membuat kacau seperti sekarang ini.
Tapi masalahnya sekarang adalah masalah
duit. (Mereka berkata) kalau kita putus hubungan dengan Ihya at Turots,
kita dapat dana dari mana?
Wallaahi salah seorang ikhwah
mempersaksikan, ucapan salah seorang tokoh mereka di Jogja yang punya
ma’had namanya Ma’had Jamilurrahman, ketika dia ditanya “Kenapa kamu
tidak putuskan saja hubungan dengan Ihya at Turots? Apa yang dia
katakan?” Dia jawab,”Dari mana gaji kalian kalau saya putus hubungan
dengan Ihya at Turots?”
Ya masalahnya masalah duit
saja..Kemudian mereka menuduh kita Mereka (Salafiyyin) ini membicarakan
kita, mencerca kita punya hubungan dengan Ihya at Turots itu karena
mereka (salafiyyin) hasad saja sama kita karena tidak dapat bantuan.
Ajib!!!…. Memangnya kehidupan ini
ditangan kalian? Dan yang seperti ini tidak pernah terpikir, terlintas
saja apalagi terpikir, tidak pernah didalam benak..dan saya yakin
teman-teman kita yang lain juga seperti itu..
Namun masalahnya disini adalah masalah
harta. Dan Rasulullah bersabda, ” Sesungguhnya pada tiap ummat ada
fitnahnya, dan fitnah pada ummatku adalah harta.”
Dan antum belum lagi tahu bagaimana
bobroknya Ihya at Turots dalam mengumpulkan harta. Sesuatu yang
menjijikkan kalau diceritakan. Siapa yang mengetahui hakikat mereka.
Diberikan dana, disunat dananya baru diserahkan. Ada istilah
persenannya, itupun tidak diberitahukan. Kadang disalurkan dana melalui
mereka, harusnya disalurkan kepada orang. Disalurkan sekian, sampai ke
orang tersebut sudah disunat dananya beberapa persen oleh mereka. Ada
kalimatnya disunat ya..cara yang tidak resmi.
Dan banyak lagi hal-hal yang sangat
jelek untuk diceritakan tentang mereka. Yang jelas apa yang disebarkan
sekarang Bukankah ada yang merekomendasikan Ihya at Turots..dst,
bukankah mereka direkomendasi oleh para ulama, ini kalimat bikin pusing
salafiyyin..
Akhirnya saya ketika musim panas tahun
lalu bertemu Syaikh Robi, saya tanyakan tentang hal tersebut. Syaikh
akhirnya cerita tentang Ihya at Turots sangat panjang, sampai beliau
keluar membawa satu diktat penuh dengan data penyimpangan Ihya at
Turots.
Kemudian juga telah terjadi pertemuan di
Madinah bersama dengan Syaikh Muhammad bin Hadi, dan dihadiri oleh
sejumlah orang yang disebutkan namanya tadi (Firanda, Abdullah Taslim,
dll) dari anak-anak Madinah, hampir seluruhnya hadir. Dan Syaikh
Muhammad berbicara tentang Ihya at Turots, bahayanya mereka dan Syaikh
menceritakan bagaimana Ihya at Turots telah memecah belah dakwah
salafiyyah di berbagai negeri.
Yang jelas dari pembicaraan Syaikh
Muhammad malam itu, kita simpulkan Ihya at Turots itu hizbiy dan kita
tinggalkan. Mereka kelihatannya sudah setuju dengan hukum tersebut.
Tapi keluar dari majelis, lain lagi pembicaraannya. Tidak tahu apa yang
diinginkan (mereka)..
Dan ini termasuk kebingungan dan
keheranan..Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah
kepada mereka dan itu yang kita harapkan-. Dan mudah-mudahan mereka
sadar bahwasanya dakwah itu butuh hikmah, bukan asbun saja -asal
bunyi-..kalo di jawa sana asmuni -asal muni-..Tapi dakwah itu harus
dengan hikmah, harus dia ketahui apabila dia berbuat begini akibatnya
dibelakang apa untuk dikalangan salafiyyin..
Sepertinya tidak pantas salafiyyin yang
sudah sibuk dengan majelis ilmu, sibuk dengan durus ilmiyyah, ini
sudah sangat disyukuri..Hal-hal yang sudah jelas bagi mereka,
penjelasan tentang hizbiyyah dan lain-lainnya dari para ulama mereka,
itu kan sudah cukup…..Untuk apalagi dibahas dan dipermasalahkan hal-hal
yang harusnya tidak mereka permasalahkan..
Terus tazkiyyah kepada As Sofwa..Saya
tidak tahu siapa yang memberi tazkiyyah kepada As Sofwa..Yang saya
tahu dari masyayikh Urdun sendiri ketika ditanya tentang As Sofwa,
mereka berkata,”Saya tidak tahu siapa As Sofwa,” begitu
jawabannya.Namun belakangan saya dengar dari sebagian ikhwah yang
terpercaya, katanya mereka sudah memerintah agar supaya menjahui As
Sofwa.
As Sofwa dari dulu sudah jelas, siapa mereka, hubungannya, bantuannya kemana..(Mereka) hizbiy kelas kakap..itu kesimpulannya..
Ma,had al irsyad Surabaya..siapa
yang mentazkiyyahnya? Allaahu a’lam saya tidak tahu ada yang
mentazkiyyahnya kecuali masyayikh Urdun saja..Dan itu pun masih dalam
pembahasan bersama dengan masyayikh yang lain..Kenapa saya tidak angkat?
Sebab masyayikh yang lain sedang berusaha untuk memperbaiki keadaan.
Bukan artinya didiamkan hal ini..Namun ada usaha-usaha dan upaya-upaya
tapi tidak harus semuanya tahu..
Dan yang kita nasehatkan kepada seluruh
ikhwah salafiyyin dimanapun mereka berada, seorang salafy itu punya
prinsip-prinsip kehidupan:
1 – Yang pertama dia adalah seorang penuntut ilmu
2 – Kemudian yang kedua dia mempunyai prinsip menjadi sebab dalam kebaikan bukan menjadi sebab dalam kejelekan..
3 – Kemudian yang ketiga dari prinsip hidup seorang salafy dia harusnya berkah dimanapun dia berada
4 – Kemudian dari prinsip hidup seorang salafy, dia jangan masuk kedalam perkara yang tidak ada manfaatnya bagi dia.
Karena itu kita nasehatkan untuk mereka
sibuk dengan durusul ilmiyyah, sibuk memeperkuat aqidahnya, manhajnya,
memperkuat agamanya, mengerti hukum-hukum agama. Ini yang bermanfaat
untuk mereka. Dan antum tidak ditanya nanti tentang yayasan-yayasan ini
pada hari kiamat. Antum ditanya tentang apa yang antum lakukan didunia
ini
Namun kita ingatkan akan bahaya
yayasan-yayasan ini karena khawatir jangan sampai ada yang jatuh
kedalam kesesatan mereka. Dan ini nasehat Semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala memberi taufiq kepada kita semua..
(Transkip Sesi Tanya jawab pada Dauroh Bandung Juni 2006 bersama Ustadz Dzulqornain al Makassari)
File audio, silahkan cek disini:
Dinukil dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.