Halaman

Jumat, 30 Desember 2011

NASEHAT BUAT UKHTINA FULANAH YG AKAN MENIKAH

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
أولاً: نهنئكِ بهذا الزواج المبارك ونسأل الله أن يوفقك وييسر لكِ كل خير.
ثانياً : ليس هذا المكان المناسب أخيتي حتى تكتب لكِ أخواتك ما يخص الحياة الزوجية بتفاصيلها كما أردتِ
فهنا يراه الجميع ولا نريد فتنة الإخوة بذلك، ونسأل الله أن يرزق الجميع بأزواج وزوجات صالحات.
ثالثا: سأعطيكِ نصيحة عامة وهي أن تتقِ الله في نفسك وزوجك وأهل زوجك
واعلمي أنكِ كنتِ ضيفة في بيت أبيكِ، وبيت زوجك هو بيتك الذي ستقرين به
فأحسني معاملته ومعاملة أهله، ولا تجعلي عينه تقع عليكِ وأنتِ بصورة غير جميلة
فلا يشم منكِ إلا أطيب ريح، ولا يرى منكِ سوى الابتسامة الصافية
واحذري العبس في وجهه وهو مسرور واحذري السرور وبيان الفرح وهو عابس حزين
أطيعيه فيما يأمرك إلا أن يأمرك بمعصية فلا طاعة له عليكِ
احفظيه في نفسك وماله وأهله وعرضه وبيته وأولاده
لا تنامي وهو غضبان عليكِ حتى ترضيه حتى ولو كان الحق عليه، صالحيه مع بعض العتاب الخفيف
احترميه ما استطعتي ولا تجادليه كثيرا ولا تكثري الشكوى، ووكلي أمرك لله
فما قدره الله له من رزق فارضِ به ولا تحمليه أكثر من طاقته
حافظي على أسرار بيتك وخاصة أمور الفراش، فلا يجوز النطق بها حتى ولو لأمك
اكتمي أسرارك ولا تطلعي أمك ولا أمه عليها، ولا تضخمي أي مشكلة تقع بينكما
وأسأل الله أن يوفقكما ويجمع بينكما على خير
وأسأل الله أن يسعدكِ بدنياه وآخرته.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

أختك
أم دعاء



Ini adalah nasehat yang diberikan untuk seorang wanita muslimah salafiyah yang akan melakukan pernikahan, diambil dari Forum Sahab as-Salafiyyah:

Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh
Pertama: kami memberikan ucapan selamat kepadamu dengan pernikahan yang diberkahi ini. Kami memohon kepada Allah untuk memberi taufik kepadamu dan memudahkan segala kebaikan untukmu.

Kedua: Di sini bukanlah tempat yang cocok wahai saudariku untuk menuliskan untukmu perkara-perkara yang khusus dengan kehidupan berkeluarga dengan segala rinciannya, sebagaimana yang engkau inginkan. Karena di sini akan dilihat oleh semua orang, dan kami tidak menginginkan fitnah bagi saudara-saudara kaum muslimin laki-laki dengan hal itu. Kami memohon kepada Allah untuk memberikan kepada semua dengan suami-suami dan istri-istri yang shalih.

Ketiga: Kami akan memberimu satu nasehat umum yaitu hendaknya engkau bertakwa kepada Allah dalam perkara diri kamu, suamimu, dan keluarga suamimu.

~ Ketahuilah bahwa engkau itu adalah seorang tamu di rumah bapakmu. Sedangkan rumah suamimu itu adalah rumahmu yang kamu akan tinggal di sana. Maka berbuat baiklah dalam bergaul dengan suamimu dan keluarganya.
~ Janganlah engkau menjadikan dua matanya melihatmu dalam keadaan engkau berpenampilan tidak indah. Dan hati-hatilah engkau dari cemberut bermuka masam di depannya padahal dia sedang bergembira. Dan berhati-hatilah engkau dari bergembira dan menampakkan kebahagiaan ketika suamimu sedih.
~ Taatilah suamimu dalam perkara yang diperintahkan suamimu, kecuali bila dia memerintahkan dengan satu kemaksiatan. Maka tidak ada ketaatan untuk suamimu dalam kemaksiatan.
~ Jagalah hak suamimu pada dirimu, hartanya, keluarganya, kehormatannya, rumahnya, dan anak-anaknya.
~ Janganlah engkau tidur ketika suamimu marah kepadamu hingga engkau membuatnya ridha, meskipun kebenaran itu padamu, damailah dengan dia diiringi bujukan yang ringan.
~ Hormatilah dia sesuai dengan mencurahkan segala kemampuanmu, janganlah engkau banyak mendebatnya dan janganlah engkau banyak mengeluh, serta bertawakalah kepada Allah atas urusanmu.
~ Berapapun rizki yang Allah takdirkan untuk suamimu maka ridhailah, dan engkau jangan membebaninya lebih dari kemampuannya.
~ Jagalah rahasia rumahmu khususnya perkara ranjang, tak boleh kamu membicarakannya meskipun kepada ibumu. Sembunyikanlah rahasiamu, jangan ibumu dan ibu suamimu melihatnya.
~ Janganlah engkau memperbesar permasalahan apapun yang terjadi di antara kalian berdua.

Dan aku memohon kepada Allah untuk memberi taufik kalian berdua dan menyatukan kalian berdua di atas kebaikan. Aku memohon kepada Allah untuk membuatmu membantu urusan dunia dan akhiratnya.

Oleh Saudarimu
Ummu Du’a as-Salafiyyah
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=125547

Selasa, 27 Desember 2011

Larangan berdebat dan jidal Ahli Kalam

Sebelum kita menyimak apa yang dikatakan para ulama tentang perdebatan, kita hendaknya meresapi kandungan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

مَا ضَلَّ قَوْمٌ بَعْدَ هُدًى كَانُوا عَلَيْهِ إِلَّا أُوتُوا الْجَدَلَ ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ: مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ
“Tidak ada satu kaum yang tersesat setelah mendapat petunjuk, melainkan karena mereka suka berjidal (debat untuk membantah)." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca ayat: "Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. [Az-Zuhruf: 58]” (HSR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

I. Perkataan Imam Asy-Syafii rahimahullah
1. Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan tentang Imam Asy-Syafii rahimahullah:
وَكَتَبَ إلَيْهِ رَجُلٌ يَسْأَلهُ عَنْ مُنَاظَرَة أَهْلِ الْكَلَامِ ، وَالْجُلُوس مَعَهُمْ، قَالَ: وَاَلَّذِي كُنَّا نَسْمَع وَأَدْرَكْنَا عَلَيْهِ مَنْ أَدْرَكْنَا مِنْ سَلَفِنَا مِنْ أَهْل الْعِلْم أَنَّهُمْ كَانُوا يَكْرَهُونَ الْكَلَامَ وَالْخَوْضَ مَعَ أَهْل الزَّيْغ وَإِنَّمَا الْأَمْر فِي التَّسْلِيم وَالِانْتِهَاء إلَى مَا فِي كِتَابِ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ وَسُنَّةِ رَسُوله لَا تَعَدَّى ذَلِكَ .
Seseorang menulis surat kepada Imam Asy-Syafii menanyainya tentang berdebat dengan ahli kalam dan duduk-duduk bersama mereka. Imam Syafii berkata: “Yang kami dengar dan kami dapati dari salaf (pendahulu) kami dari para ulama, bahwa mereka membenci ilmu kalam dan berdebat dengan orang-orang menyimpang. Agama itu hanyalah dalam tunduk dan berhenti kepada apa yang ada di Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak melampuinya.”

2. Az-Za’faroni berkata: Aku mendengar Asy-Syafii rahimahullah berkata:
مَا نَاظَرْتُ أَهْلَ الْكَلَام إلَّا مَرَّةً وَأَنَا أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ ذَلِكَ .
“Aku tidak mendebat ahli kalam kecuali sekali. Dan setelah itupun aku beristighfar kepada Allah dari hal itu.”

3. Imam Asy-Syafii rahimahullah berkata:
الْمِرَاءُ فِي الْعِلْمِ يُقَسِّي الْقُلُوبَ وَيُوَرِّثُ الضَّغَائِنَ .
“Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam.”

II. Perkataan Al-Imam Malik bin Anas rahimahullah
1. Beliau berkata:
كُلَّمَا جَاءَ رَجُلٌ أَجْدَلُ مِنْ رَجُلٍ تَرَكْنَا مَا نَزَلَ بِهِ جِبْرِيلُ عَلَى مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ السَّلَامُ لِجَدَلِهِ ، وَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ : { عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي } الْخَبَرُ .
“Apakah setiap datang seseorang yang lebih pandai berdebat dari orang lain, kami akan meninggalkan wahyu yang diturunkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam karena perdebatannya. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terlah bersabda: ‘Wajib kalian memegang teguh sunnahku’.”

2. Abul Muzhaffar As-Sam’ani berkata dalam Kitab Al-Intishor Li Ahlil Hadits: Imam Malik rahimahullah pernah ditanya siapa ahli bid’ah itu. Maka beliau menjawab:
أَهْلُ الْبِدَعِ الَّذِينَ يَتَكَلَّمُونَ فِي أَسْمَاءِ اللَّهِ تَعَالَى وَصِفَاتِهِ وَكَلَامِهِ وَعِلْمِهِ وَقُدْرَتِهِ ، وَلَا يَسْكُتُونَ عَمَّا سَكَتَ عَنْهُ الصَّحَابَةُ وَالتَّابِعُونَ .
“Ahli Bid’ah adalah orang-orang yang berbicara tentang Nama-Nama Allah, Sifat-Sifat-Nya, Kalamullah, Ilmu-Nya, dan Taqdir Allah, dan mereka tidak diam dari perkara yang para shohabat dan tabiin diam darinya.”

3. Imam Malik rahimahullah berkata:
لَيْسَ هَذَا الْجَدَلُ مِنْ الدِّينِ بِشَيْءٍ .
“Tidaklah jidal ini sedikitpun dari agama Islam.”

III. Perkataan Imam Ahmad rahimahullah
1. Abdus bin Malik Al-‘Aththar berkata: Aku mendengar Abu Abdillah Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata:
أُصُولُ السُّنَّةِ عِنْدَنَا التَّمَسُّكُ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالِاقْتِدَاءُ بِهِمْ ، وَتَرْكُ الْبِدَعِ ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ فَهِيَ ضَلَالَةٌ ، وَتَرْكُ الْخُصُومَاتِ، وَالْجُلُوسِ مَعَ أَصْحَابِ الْأَهْوَاءِ ، وَتَرْكُ الْمِرَاءِ وَالْجِدَالِ.وَالْخُصُومَاتِ فِي الدِّينِ ... لَا تُخَاصِمْ أَحَدًا وَلَا تُنَاظِرْهُ ، وَلَا تَتَعَلَّمْ الْجِدَالَ فَإِنَّ الْكَلَامَ فِي الْقَدَرِ وَالرُّؤْيَةِ وَالْقُرْآنِ وَغَيْرِهَا مِنْ السُّنَنِ مَكْرُوهٌ مَنْهِيٌّ عَنْهُ لَا يَكُونُ صَاحِبُهُ إنْ أَصَابَ بِكَلَامِهِ السُّنَّةَ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ حَتَّى يَدَعَ الْجِدَالَ .
“Pokok-pokok aqidah menurut kami adalah berpegang teguh dengan yang dipegang oleh para shohabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan meneladani mereka, serta meninggalkan bid’ah. Karena semua bid’ah itu sesat. Dan juga untuk meninggalkan percekcokan dan duduk-duduk bersama ahlul ahwa, serta meninggalkan perdebatan, jidal, dan percekcokan dalam agama ... Janganlah engkau cekcok dengan seorangpun dan jangan mendebatnya. Janganlah engkau mempelajari jidal, sesungguhnya ilmu kalam dalam aqidah seperti dalam masalah taqdir, ru’yah (melihat Allah di hari kiamat), Al-Qur’an, dan lainnya adalah dibenci dilarang. Tidaklah pelakunya walau dia mencocoki aqidah (yang benar) dengan ilmu kalamnya menjadi ahlussunnah, sampai dia meninggalkan jidal.”

2. Al-‘Abbas bin Ghalib Al-Warroq berkata: Aku berkata kepada Ahmad bin Hambal: Wahai Abu Abdillah, aku duduk dalam satu majlis yang tidak ada yang mengetahui sunnah selainku. Kemudian ada seorang ahli kalam ahli bid’ah berbicara, apakah aku bantah dia?” Beliau menjawab: “Jangan engkau dudukkan dirimu untuk demikian ini. Beritahu kepadanya sunnah dan jangan berdebat.” Kemudian aku mengulangi perkataanku lagi, sampai beliau berkata: “Aku tidak memandangmu kecuali seorang yang suka membantah.”

IV. Perkataan para ulama yang lain
1. Al-Auza’i rahimahullah berkata:
عَلَيْكَ بِآثَارِ مَنْ سَلَفَ ، وَإِنْ رَفَضَكَ النَّاسُ ، وَإِيَّاكَ وَآرَاءَ الرِّجَالِ ، وَإِنْ زَخْرَفُوا لَك الْقَوْلَ ، فَلْيَحْذَرْ كُلُّ مَسْئُولٍ وَمُنَاظِرٍ مِنْ الدُّخُولِ فِيمَا يُنْكِرُهُ عَلَيْهِ غَيْرُهُ .وَلْيَجْتَهِدْ فِي اتِّبَاعِ السُّنَّةِ وَاجْتِنَابِ الْمُحْدَثَاتِ كَمَا أُمِرَ .
“Wajib kamu memegang atsar salaf (yang telah mendahului), meskipun orang-orang menolakmu. Dan hati-hati kamu dari ro’yu (logika) orang-orang, meskipun orang-orang menghiasi perkataan itu untukmu. Maka hendaklah setiap orang yang ditanya dan yang mendebat hati-hati dari masuk ke dalam perkara yang menyebabkan dia diingkari oleh yang lainnya. Dan bersungguh-sungguhlah dalam ittiba’ (mengikuti) sunnah dan menjauhi perkara-perkara baru sebagaimana diperintahkan.”

2. Al-Auza’i rahimahullah juga pernah berkata
إذَا أَرَادَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِقَوْمٍ شَرًّا فَتَحَ عَلَيْهِمْ الْجِدَالَ، وَمَنَعَهُمْ الْعَمَلَ .
“Jika Allah menginginkan kejelekan pada satu kaum, maka Allah akan membuka atas mereka jidal, dan menghalangi mereka dari beramal.”

2. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah -seorang tabiin- pernah ditanya: “Apakah engkau berjidal?” Dia menjawab:
لَسْتُ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي
“Aku tidak ragu dengan agamaku, (kenapa aku berjidal)?”

3. Seseorang (yang mau mendebat) berkata kepada Ayyub As-Sikhtiyani rahimahullah: “Bolehkah aku mengatakan kepadamu satu kata saja?” Ayyub rahimahullah menjawab: 
لَا وَلَا بِنِصْفِ كَلِمَةٍ .
“Tidak, dan tidak pula walaupun setengah kata.”

SUMBER http://fatwasyafiiyah.blogspot.com/2009/10/larangan-berdebat-dan-jidal-ahli-kalam.html#ixzz1hmEd9NPB

Bagaimana Seorang Muslim Memurojaah Apa yang Dia Hafal dari al-Qur’an?

السؤال : أحسن الله إليكم سائل من فرنسا يقول كيف يراجع المسلم ما حفظ من القرآن إذا بلغ ذلك الثلث أيقرأه كل يوم حتى لا ينساه أم ماذا أفيدونا مأجورين.


جواب فضيلة الشيخ ـ حفظه الله ـ: يقولون أن حفظ القرآن مهم والمحافظة عليه أهم فمن حفظ شيئا من القرآن فليحافظ عليه بحسب استطاعته ويمكن أن يقرأه في فرائض الصلاة ونوافلها وأن يقرأه إذا كان مسافرا أو غاديا أو عائدا إلى منزله وان يقرأه وهو مضجع على فراشه و أن يجعل له وقتا من الأوقات للمراجعة بحسب ظروف الناس وبحسب أعمالهم فالمراجعة ليست صعبة وإنما هي سهلة ومفيدة فوائدها من خير الأعمال وأجلها لأنك عندما تكرر ما حفظته تكسب من الحسنات ما لا تستطيع أن تحصيها أنت ولكن الله يحصيها ويجازيك عليها لأن كل حرف بحسنة والحسنة بعشر من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها وتضاعف إلى سبع مئة ضعف وهو حرف واحد تنطقه من القرآن قال فيه النبي صلى الله عليه وسلم لا أقول "ألم "حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف هذه في كلمة "ألم" ثلاثة حروف بثلاثين حسنة إلى أكثر من ذلك مضاعفة ثم بعد ذلك تقرأ ما تيسر لك تكسب من الأجر بإخلاص النية والاحتساب وتكرر ما معك من قليل أو كثير فكلما كررت كسبت أجورا كثيرة وقد بحث علماء التفسير فقالو إن حروف القرآن بلغت (323671) تقريبا هذه حروف القرآن إذا كملت المصحف سواءًا قرأت نظرا أو قرأت حفظا كسبت هذا المكسب العظيم الذي لا نظير له ولا يأخذ منك أي جهد بل ترتاح إذا قرأت كلام الله فأنت تناجي الله تبارك وتعالى بكلامه والله أعلم.

 Dijawab oleh Syaikh Zaid Al-Madkhali hafizahullah

Pertanyaan: Semoga Allah memberikan kebaikan kepada anda, seorang dari Perancis bertanya: bagaimana seorang muslim memurojaah hafalan al-Qurannya jika hafalannya telah sampai sepertiganya. Apakah dia membacanya setiap hari hingga dia tidak lupa atau bagaimana? Berilah jawaban kepada kami, semoga anda mendapatkan pahala.

Jawab: Para ulama berkata bahwa menghafal al-Qur’an adalah penting, berusaha menjaganya lebih penting.
Barangsiapa yang menghafal sesuatu dari al-Qur’an maka hendaknya dia menjaganya sesuai dengan kemampuannya. Memungkinkan bagi dia untuk membacanya pada shalat fardhu atau shalat nafilah. Hendaknya dia membacanya ketika dia safar, atau berangkat atau kembali ke rumahnya. Hendaknya dia membacanya ketika dia berbaring di tempat tidurnya. Dan hendaknya dia menjadikan suatu waktu khusus untuk murajaah sesuai dengan kesempatan dan kesibukan mereka.
Murajaah itu tidaklah sukar, tapi mudah dan bermanfaat. Faedahnya termasuk amalan yang terbaik dan termulia. Karena engkau ketika mengulang yang engkau hafal engkau akan mendapatkan kebaikan yang tidak bisa engkau hitung. Akan tetapi Allah akan menghitungnya dan membalas kamu sesuai dengannya. Karena setiap huruf akan dihitung satu kebaikan, dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh. Barangsiapa yang mendatangkan sebuah kebaikan maka dia akan mendapat sepuluh (10) kali semisalanya, dan dilipatgandakan sampai tujuh ratus (700) lipat padahal itu Cuma satu hurup yang engkau ucapkan dari al-Qur’an. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentangnya:
لا أقول “ألم “حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف
“Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.”
Ini kalta alif lam mim, tiga huruf dibalas dengan tiga puluh (30) kebaikan bahkan sampai kelipatan yang lebih banyak dari itu.
Kemudian engkau membaca yang mudah untukmu, engkau akan mendapatkan pahala dengan keikhlasan niat dan mengharap pahala. Engkau mengulangi hafalanmu yang sedikit atau banyak. Setiap engkau mengulanginya, engkau akan mendapatkan pahala yang banyak.
Para ulama tafsir telah meniliti dan mengatakan bahwa huruf al-Qur’an mencapai sekitar 323.671 huruf. Ini jumlah huruf al-Qur’an jika engkau sempurnakan membaca mushaf itu, baik engkau baca dengan melihat mushaf atau dengan hafalan. Engkau akan mendapatkan penghasilan yang agung yang tidak ada bandingannya, yang tidak membutuhkan darimu jerih payah, bahkan engkau bisa merasa lapang jika engkau membaca kalamullah (al-Qur’an). Maka engkau bermunajat kepada Allah dengan kalam-Nya (firman-firman-Nya). Wallahu a’lam.

Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=113036

HUKUM HP (PONSEL) YANG ADA KAMERANYA

بسم الله الرحمن الرحيم

هذا سؤال تم توجيهه لفضيلة الشيخ
عبد الله البخاري حفظه الله تعالى


نص السؤال:
ما حكم الجوالات بالكاميرا؟؟

جواب الشيخ
الجوالات ذات الكاميرا هي كغيرها لا يتعلق بها تحريم أو تحليل لذاتها.
يعني الأحكام لا تتعلق بها أنه جوال يُسمى بالكاميرا، التحريم أو التحليل يتعلق بالأمر الخارجي، هو في أصله مباح كجهاز أو كآلة، مثل الجوال كغيره والكاميرا، ومثله مثل المسجل، مثله مثل الراديو.
فمن حيث دلالته هو كآلة لا يتعلق فيها تحريم ولا تحليل لذاتها، لكن يبقى ما نقول هو حلال ليس بكاميرا أو هو حرام لأن به كاميرا، هو بالأصل كجوال يُستخدم كجهاز جائز الاستخدام.
يبقى أن التحريم الذي يتعلق به لغيره، فلو استُخدم هذا الجهاز في أمر محرم حتى ولو ليس به كاميرا فهو حرام، الاتصال بالهاتف هذا الجوال بغير كاميرا في أمر محرم في أذية المسلمين، في كتابة الرسائل المحرمة بألفاظ محرمة لا تجوز، نعم. هنا نقول هذا محرم، لا لأنه بغير كاميرا، بل لأنه أتى به بأمر محرم، فهنا التحريم لا لذاته، بل لغيره لما تعلق به، فالجوال بالكاميرا إذا ما استخدمه الإنسان في تصوير الأرواح أو في تصوير أمور محرمة لا تجوز أو الصلبان أو نحو ذلك، فهذا لا يجوز، لا نقول لأن به كاميرا.. لا، لأنه صوّر ما لا يجوز تصويره، لكن لو صوّر شجراً حجراً طريقاً بيتاً ، لا إنسان فيه لا شخوص، لو صوّر مكاناً بعيداً وفي ساحاته البعيدة تلك أناس يتحركون فصادف تلك الصورة لمبنى أو بيت أو شجر فيه شخوص شخوصهم ظاهرة فلا نقول محرم ،لأنه ليست صورة هذه، إنما النبي عليه الصلاة والسلام يقول: (إنما الصورة الرأس) أو(إنما الرأس الصورة) وهنا الشخوص غير ظاهرة لا تُميّز، فلا يُميّز صغيراً أم كبير، ذكراً أم أنثى، شاب أم شيخ، لا يُميّز لا يُعرف لبعد الصورة وعدم ظهور ملامح الناس والشخوص، فهو التحريم لا يتعلق بالكاميرا، يتعلق بما يستخدمه العبد وكما قلت مثله مثل الراديو أو المسجل، فناس يستخدمونه لسماع الخير والشرح والدرس والقرآن، وأناس يستخدمونه للغناء ولغير ذلك من هنا جاء المنع.


Pertanyaan ini ditujukan kepada Syekh Abdullah al-Bukhari, hafizhahullah
 
Pertanyaan: Apa hukum HP (Ponsel) kamera?
Jawaban: HP (Ponsel) dengan kamera adalah seperti yang lainnya, tidak ada hubungannya dengan larangan atau penghalalan karena dzatnya.
Berarti hukum-hukumnya tidak berhubungan dengannya, karena ia disebut ponsel kamera. Larangan atau penghalalan itu berkaitan dengan perkara luar. Ponsel ini asalnya adalah mubah seperti alat atau perlengkapan. Seperti ponsel seperti yang lainnya, dan kamera, seperti perekam, seperti radio.

Dari fungsinya sebagai alat, dia tidak berhubungan dengan pengharaman atau penghalalan karena dzatnya. Akan tetapi tertinggal: kita tidak mengatakan ponsel itu halal, tidak dengan kamera, atau haram karena padanya ada kamera. Ponsel itu asalnya seperti ponsel yang dipakai sebagai alat yang boleh dipakai.
Tersisa bahwa pengharaman yang berkaitan dengan ponsel kamera adalah karena hal yang lain. Kalau ponsel itu dipakai dalam perkara yang diharamkan meski walaupun tidak berkamera, berhubungan dengan telepon –ponsel tanpa kamera- dalam perkara yang diharamkan; dalam mengganggu kaum muslimin, dalam menulis sms yang diharamkan dengan ungkapan-ungkapan yang diharamkan. Tidak boleh. Ya. Kita mengatakan di sini, ini diharamkan. Bukan karena ia tanpa kamera. Namun karena dia digunakan untuk perkara yang haram. Maka di sini pengharaman bukan karena dzatnya, tapi karena hal lain karena berkaitan dengannya.
 
HP (Ponsel) berkamera, jika dipakai seseorang dalam memotret makhluk bernyawa atau memotret perkara haram yang tidak boleh, atau salib, atau semisalnya, maka ini tidak boleh. Kita tidak mengatakan, karena dia berkamera. Bukan. Karena dia memotret perkara yang tidak boleh dipotret.
Akan tetapi kalau digunakan memotret satu pohon, batu, jalan, rumah yang tidak ada orang dalam potret itu; atau memotret gambar yang jauh dalam dalam lingkupannya yang jauh itu ada sosok-sosok yang bergerak, kemudian kebetulan potret bangunan atau rumah atau pohon yang ada sosoknya yang tidak nampak jelas (tidak bisa dibedakan besar kecil), maka kami tidak mengatakan: diharamkan, karena ini bukan gambar (yang dimaksud). Yang dikatakan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
 
(إنما الصورة الرأس) أو(إنما الرأس الصورة)
 
“Gambar itu adalah kepada.” Atau “Kepala itulah gambar”
 
Sedangkan di sana ada orang-orang yang tidak jelas, tidak bisa dibeda-bedakan, kecil atau besar, laki atau perempuan, pemuda atau orang tua. Tidak bisa dibedakan. Tidak diketahui karena jauhnya gambar atau tidak nampaknya figur dan sosok manusia. Pengharamannya tidak berkaitan dengan kamera. Berkaitan dengan pemakaian seorang hamba. Sebagaimana yang aku katakan seperti radio atau perekam. Ada manusia yang digunakan untuk mendengar kebaikan, syarah-syarah, kajian, dan al-qur’an. Sedang manusia yang lain memakainya untuk nyanyian dan lainnya yang dilarang. 
 
Untuk mendengarkan fale suara klik di sini
 
 
 
 
 

Jumat, 23 Desember 2011

Nasehat Syaikh Albani rahimahullah

 

NASEHAT SYAIKH AL-BANI RAHIMAHULLAH AGAR TIDAK SIBUK MEMBANTAH ORANG BODOH

 

نصيحة الشيخ الألباني - رحمه الله - بعدم الإنشغال بالرد على كل ناعق

 

 قال - رحمه الله -[سسلة الهدى والنور ، شريط رقم 676 ، بعد الدقيقة : 50 ] : أنا أنصحك أنت وغيرك أن لا تهتموا بالرد على كل ناعق ، هذا باب واسع لا نهاية له ، اليوم أصبح العلم فوضى ، كل من شعر أنه يحسن أن يكتب عبارة ولو كانت مكسرة - من الناحية العربية - تكسيرا ، فهو يكتب ولا يبالي ؛ لأنه لا رقيب ولا حسيب ، ولذلك فليس من العلم ولا من الحكمة في شيء أن الناس يهتموا بكتابة أي كاتب ، وهو ليس له قدم لا أقول : راسخة ، ليس له قدم في العلم فضلاً عن أقول : ليس له قدم راسخة في العلم .

وقال [ سلسلة الهدى والنور ، شريط رقم 860 ، بعد الدقيقة الأولى ] : فما ينبغي لطلاب العلم أن يهتموا بنعيق كل ناعق ؛ لأن هذا باب لا يكاد ينتهي ، كلما خطر في بال أحدهم خاطرة - وهو أجهل من أبي جهل - فنحن نعتد به ، ونرفع كلامه من أرضه ، ونقيم له وزناً ومناقشة ومحاضرة وإلى آخره .

 

 
Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata dalam Silsilah al-Huda wan Nur kaset no 676:
“Aku menasehati kamu dan selainmu untuk tidak sibuk dengan membantah setiap orang yang berteriak. Ini adalah permasalahan yang sangat luas tak ada ujungnya. Pada hari ini, ilmu agama menjadi kacau. Setiap orang yang merasa dirinya bisa menulis satu ungkapan, meskipun cacat dari sisi bahasa arab, kemudian dia menulis dan tidak peduli, karena tidak ada yang mengawasi dan menghisabnya.
Oleh karena itu, tidak termasuk dari ilmu dan bukan termasuk sikap yang hikmah sedikitpun jika orang perhatian dengan sembarang tulisan. Padahal dia tidak punyai kaki (untuk berpijak). Aku tidak mengatakan: kaki yang kokoh. Tetapi dia tidak mempunyai kaki dalam ilmu, terlebih dari untuk dikatakan: dia tidak mempunyai kaki yang kokoh dalam ilmu.”
Beliau juga berkata dalam Silsilah al-Huda wan Nur kaset no 860: “Tidak sepantasnya seorang penuntut ilmu untuk perhatian dengan setiap teriakan orang, karena masalah ini hampir tidak berakhir. Setiap terbetik sesuatu dalam pikiran seseorang. Padahal orang itu lebih bodoh dari Abu Jahl, kemudian kita menganggapnya, menjunjung ucapannya di atas muka bumi, dan menganggapnya berharga, kemudian mendiskusikannya, atau membahasnya dalam muhadhaharah, dan seterusnya.”
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=116552
Mungkin bisa kita simpulkan:

  1. Hendaknya kita tidak menggangap setiap ucapan atau tulisan orang-orang bodoh yang merusak agama ini. Seperti banyak kita dapati di laman-laman internet, baik berupa blog, forum atau website, yang berasal dari orang-orang yang tidak merasa diawasi dan akan dihisab oleh Allah.
  2. Tidak sibuk dengan membantah mereka ini, karena hal ini tidak ada ujungnya.
  3. Tidak bergampang-gampang memberi atau membalas komentar dalam perkara apapun, kecuali dengan landasan ilmu atau bertanya terlebih dulu kepada orang-orang yang berilmu. Sebagaimana yang dilakukan sebagian ikhwan. Sehingga kadang dia terbawa oleh syubhat yang dibawakan oleh orang-orang yang manhaj atau agamanya menyimpang baik sedikit atau banyak.
  4. Hendaknya ikhwan yang mengelola blog atau semisalnya yang membawa nama agama untuk menyaring komentar pembaca, menimbang mana yang membawa maslahah dan mana yang tidak. Tidak semua komentar kemudian dia biarkan begitu saja muncul di blog atau webnya.
  5. Tidak terpancing dengan sms-sms atau email-email yang berisi fitnah dan mengabarkan berita keamanan atau ketakutan tanpa tabayyun dan tatsabbut dan bertanya kepada ahlul ilmi terlebih dahulu oleh orang-orang jahil yang tergesa-gesa atau orang-orang yang dipenuhi sifat permusuhan. Apalagi membalasnya, karena tak bermanfaat.
Wallahu a’lam.

Sabtu, 17 Desember 2011

AUDIO BIMBINGAN UNTUK IKHWAH... DALAM MENGHADAPI FITNAH MANHAJ

 DONLOT KAJIAN SEPUTAR HIZBIYYAH


Walhamdulillah.... Sedikit kami tampilkan beberapa kajian dari asatidzah salaf agar antum bisa donlot.... Tafadhdhal...........




Dauroh Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh -hafizhohullohu ta’ala- di Masjid Agung Al-Amjad, Tangerang  Mewaspadai Tersebarnya Faham Teroris Khowarij melalui Yayasan Ihya At-Turuts




KAJIAN















_______________________________________________________________
_________________________________________________________

FILE TANYA JAWAB:


 Apakah As Sofwah dan Majalah Assunnah Termasuk Salafy
Masalah Jual Beli Dengan Hizbiyyun 
Hukum Mengambil Bantuan Dari Hizbiyyah 
Mengenal Yayasan Al-Irsyad Surabaya 
Bahaya Sururiyyah Dan Haddadiyyah 
Tentang Radio Rodja 
Ada Apa Dengan Radio Rodja 
 Abdul Hakim Abdat Pakar Hadits Indonesia....?????
Man Huwa Yazid bin Abdul Qadir Jawas..?? 
Apakah Yazid Jawas Seorang Ulama Salafy....???? 
Man Huwa Abdullah Taslim....?? 
 Benarkah Para Ulama Ahlussunnah Telah Memberikan Tazkiyyah Kepada Ihya At-Turots dan Al-Irsyad Surabaya....??


Dialog Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzohulloh 1 
Dialog Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzohulloh 2 




------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------


PERSAMAAN SYI'AH DENGAN YAHUDI 






WAJIB MENGIKUTI MANHAJ SALAF
Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzohulloh
Wajib mengikuti manhaj salaf 7



SYARAH HADITS ARBA'IN NAWAWIYYAH

Ustadz Muhammad Umar As-Sewed hafidzohulloh
 
Hadits ke 1 
Hadits ke 2 (bag 1) 
Hadits ke 2 (bag 2) 
Hadits ke 2 (bag 3) 
Hadits ke 2 (bag 4) 
Hadits ke 3 
Hadits ke 4 
Hadits ke 5 
Hadits ke 6 
Hadits ke 7 (kosong) udzur
Hadits ke 8
Hadits ke 9
Hadits ke 10 
Hadits ke 11 
Hadits ke 12 
Hadits ke 13 
Hadits ke 14 
Hadits ke 15 
Hadits ke 16 
Hadits ke 17 
Hadits ke 18 
Hadits ke 19 (bag 1) 
Hadits ke 19 (bag 2) 
Hadits ke 19 (bag 3) 
Hadits ke 20 
Hadits ke 21 
Hadits ke 22 
Hadits ke 23 (bag 1) 
Hadits ke 23 (bag 2) 
Hadits ke 24 (bag 1) 
Hadits ke 24 (bag 2) 
Hadits ke 24 (bag 3) 
Hadits ke 24 (bag 4) 
Hadits ke 25
Hadits ke 26
Hadits ke 27
Hadits ke 28 (bag 1)
Hadits ke 28 (bag 2)
Hadits ke 28 (bag 3)
Hadits ke 29 (bag !)
Hadits ke 29 (bag 2)
Hadits ke 29 (bag 3)
Hadits ke 29 (bag 4)
Hadits ke 30
Hadits ke 31
Hadits ke 32
Hadits ke 33







Rabu, 14 Desember 2011

Membongkar Syubhat Rifqan Ala Firanda Nandurjan




NASEHAT ASY-SYAIKH AL-ALLAMAH AHMAD AN-NAJMY RAHIMAHULLAH TERHADAP ASY-SYAIKH AL-ABBAD HAFIZHAHULLAH TENTANG KITAB “RIFQAN AHLAS SUNNAH BI AHLIS SUNNAH”

 Bingkisan indah teruntuk Ahlussunnah wahai para ikhwah… lucutilah tipumuslihat renyah si firandah & sururiyyah

new1a

Makar apa sesungguhnya yang dimaukan oleh Hizbiyyin Sururiyyin Ikhwaniyyin Quthbiyyin Takfiriyyin dengan mengacung-acungkan kitab rifqan kepada Ahlus Sunnah? Layakkah bagi Ahlus Sunnah menerima uluran tangan sururiyyin untuk LERAI PERTIKAIAN SUDAHI PERMUSUHAN dengan saling rifqan atau berkasih sayang sebagaimana Surury Irsyadi rifqan dengan Ikhwani, Quthbi, Takfiri, Khariji???
Nukilan…
Kepada: Asy-Syaikh Al-Fadhil Al-Allamah Abdul Muhsin bin Hammad Al-Abbad Al-Badr yang mulia;
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Wa ba’du:
Saudaraku; saya telah mendapat telepon darimu pada malam Kamis bertepatan 10 Jumadil Ula 1424 H, ketika itu engkau menegur saya dan engkau mengatakan bahwa engkau mendapatkan percakapan yang menceritakan percakapan yang lain, dan bahwasanya saya telah mengatakan kepada penanya bahwa; tidak ada yang menyebarkan kitab yang merupakan karyamu, yaitu “Rifqan Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah” kecuali seorang mubtadi’.
Saya katakan: Ilah-mu (Allah) mengetahui bahwa saya tidak memvonismu sebagai mubtadi’ dan saya juga tidak bermaksud memvonismu sebagai mubtadi’, karena sungguh saya menganggapmu termasuk Ahlus Sunnah yang berjihad dalam menyebarkan As-Sunnah. Tetapi saya menganggap usahamu menulis kitab ini menyakiti Ahlus Sunnah yang engkau masih senantiasa menyebarkan As-Sunnah dan mengajarkannya kepada manusia sejak dahulu, walaupun saya yakin pasti engkau tidak bermaksud untuk bersikap buruk kepada As-Sunnah.
Tetapi anggapanmu -menurut saya- yaitu ingin mendamaikan dua pihak: yaitu pihak yang terlalu semangat yang dengan semangatnya keluar dari sikap pertengahan dan pihak yang bersikap pertengahan, dan Allah yang lebih mengetahui. Hanya saja engkau telah berbuat buruk dengan tulisanmu berupa kitab ini yang nampak ingin menggembosi Salafiyyun agar tidak mencela ahlul bid’ah dan tidak mengkritik mereka…
Selengkapnya klik:
http://www.4shared.com/document/iXtjLrar/Bingkisan_Indah_Teruntuk_Ahlus.html
Catatan:
Ternyata Abdullah Taslim mengakui tahu betapa parahnya kebobrokan Ihya’ (lebih dari bukti-bukti yang telah ditunjukkan Syaikh Abdullah Bukhari kepadanya)!
http://www.4shared.com/account/audio/Pvy_g1jk/taslim_cs_lbh_tahu_banyak_bukt.html
Namun demikian para Doktor dan Master ini sepakat untuk menjadi setan bisu alias sepakat tidak mentahdzir Ihya’!
http://www.4shared.com/account/audio/Mz5lz98o/sepakat_tidak_mentahdzir_ihya.html
Siapakah Abdullah Taslim?
http://www.4shared.com/audio/NMekqGS8/Mohon_dijelaskan_siapa_ustadz_.html
Apakah Yazid Jawaz seorang Ulama Salaf?
http://www.4shared.com/audio/Eaz_C1Pp/apakah_yazid_jawwas_seorang_ul.html
Firanda mengebiri permasalahan inti kenapa mereka dituduh Sururi:
http://www.4shared.com/audio/eAC6uMOD/Apakah_Al-Sofwa_Majalah_As-Sun.html
Sekali lagi, Firanda mengebiri permasalahan inti, kejahatan manhaj Turatsi:
http://www.4shared.com/document/NTyvyeO_/Transkrip_Inilah_Fakta_Dialog_.html
So…jangan mudah dikibuli oleh pranata licik CALDOK ini, dibenaknya hanya masalah DANA Ihya’ yang bergelayutan. wal’iyadzubillah. Fakta Mendustakan Firanda.
Bagi para Ikhwah yang ingin mendengarkan nasehat singkat, lugas dan mantap Al Ustadz Muhammad As-Sewed ketika ditanya mengenai “radionya Firanda” (Rodja) silakan klik:
http://www.4shared.com/audio/Ne1z5ibh/Ust_Muhammad_Sewed_Itisham_Rod.html
http://www.4shared.com/document/gquuWW_e/Transkrip_ustadz_Muhammad_Masj.html
Pembahasan lain terkait kehizbiyahan Rodja dan jaringan Sururinya silakan donlot:
http://www.4shared.com/audio/pCvZ4bKx/rodja_sururi_turotsi.html
http://www.4shared.com/audio/DBJIMBlZ/tny_jwb_hizbi_rodja.html