Halaman

Jumat, 23 Desember 2011

Nasehat Syaikh Albani rahimahullah

 

NASEHAT SYAIKH AL-BANI RAHIMAHULLAH AGAR TIDAK SIBUK MEMBANTAH ORANG BODOH

 

نصيحة الشيخ الألباني - رحمه الله - بعدم الإنشغال بالرد على كل ناعق

 

 قال - رحمه الله -[سسلة الهدى والنور ، شريط رقم 676 ، بعد الدقيقة : 50 ] : أنا أنصحك أنت وغيرك أن لا تهتموا بالرد على كل ناعق ، هذا باب واسع لا نهاية له ، اليوم أصبح العلم فوضى ، كل من شعر أنه يحسن أن يكتب عبارة ولو كانت مكسرة - من الناحية العربية - تكسيرا ، فهو يكتب ولا يبالي ؛ لأنه لا رقيب ولا حسيب ، ولذلك فليس من العلم ولا من الحكمة في شيء أن الناس يهتموا بكتابة أي كاتب ، وهو ليس له قدم لا أقول : راسخة ، ليس له قدم في العلم فضلاً عن أقول : ليس له قدم راسخة في العلم .

وقال [ سلسلة الهدى والنور ، شريط رقم 860 ، بعد الدقيقة الأولى ] : فما ينبغي لطلاب العلم أن يهتموا بنعيق كل ناعق ؛ لأن هذا باب لا يكاد ينتهي ، كلما خطر في بال أحدهم خاطرة - وهو أجهل من أبي جهل - فنحن نعتد به ، ونرفع كلامه من أرضه ، ونقيم له وزناً ومناقشة ومحاضرة وإلى آخره .

 

 
Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata dalam Silsilah al-Huda wan Nur kaset no 676:
“Aku menasehati kamu dan selainmu untuk tidak sibuk dengan membantah setiap orang yang berteriak. Ini adalah permasalahan yang sangat luas tak ada ujungnya. Pada hari ini, ilmu agama menjadi kacau. Setiap orang yang merasa dirinya bisa menulis satu ungkapan, meskipun cacat dari sisi bahasa arab, kemudian dia menulis dan tidak peduli, karena tidak ada yang mengawasi dan menghisabnya.
Oleh karena itu, tidak termasuk dari ilmu dan bukan termasuk sikap yang hikmah sedikitpun jika orang perhatian dengan sembarang tulisan. Padahal dia tidak punyai kaki (untuk berpijak). Aku tidak mengatakan: kaki yang kokoh. Tetapi dia tidak mempunyai kaki dalam ilmu, terlebih dari untuk dikatakan: dia tidak mempunyai kaki yang kokoh dalam ilmu.”
Beliau juga berkata dalam Silsilah al-Huda wan Nur kaset no 860: “Tidak sepantasnya seorang penuntut ilmu untuk perhatian dengan setiap teriakan orang, karena masalah ini hampir tidak berakhir. Setiap terbetik sesuatu dalam pikiran seseorang. Padahal orang itu lebih bodoh dari Abu Jahl, kemudian kita menganggapnya, menjunjung ucapannya di atas muka bumi, dan menganggapnya berharga, kemudian mendiskusikannya, atau membahasnya dalam muhadhaharah, dan seterusnya.”
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=116552
Mungkin bisa kita simpulkan:

  1. Hendaknya kita tidak menggangap setiap ucapan atau tulisan orang-orang bodoh yang merusak agama ini. Seperti banyak kita dapati di laman-laman internet, baik berupa blog, forum atau website, yang berasal dari orang-orang yang tidak merasa diawasi dan akan dihisab oleh Allah.
  2. Tidak sibuk dengan membantah mereka ini, karena hal ini tidak ada ujungnya.
  3. Tidak bergampang-gampang memberi atau membalas komentar dalam perkara apapun, kecuali dengan landasan ilmu atau bertanya terlebih dulu kepada orang-orang yang berilmu. Sebagaimana yang dilakukan sebagian ikhwan. Sehingga kadang dia terbawa oleh syubhat yang dibawakan oleh orang-orang yang manhaj atau agamanya menyimpang baik sedikit atau banyak.
  4. Hendaknya ikhwan yang mengelola blog atau semisalnya yang membawa nama agama untuk menyaring komentar pembaca, menimbang mana yang membawa maslahah dan mana yang tidak. Tidak semua komentar kemudian dia biarkan begitu saja muncul di blog atau webnya.
  5. Tidak terpancing dengan sms-sms atau email-email yang berisi fitnah dan mengabarkan berita keamanan atau ketakutan tanpa tabayyun dan tatsabbut dan bertanya kepada ahlul ilmi terlebih dahulu oleh orang-orang jahil yang tergesa-gesa atau orang-orang yang dipenuhi sifat permusuhan. Apalagi membalasnya, karena tak bermanfaat.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.