Halaman

Sabtu, 03 Desember 2011

BENARKAH SYAIKH RABI' MEMERINTAHKAN MENGHENTIKAN PENYEBARAN KITAB “AL-IBANAH”???


Sebuah pertanyaan diajukan kepada guru kami Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه ال تعالى pada
Rabu 16 Muharram 1432H di Darul Hadits – Ma’bar, Yaman:

Diisukan di tengah-tengah para penuntut ilmu bahwa Asy-Syaikh Rabi’ Al-Madkhaly حفظه ال
belum mengkoreksi kitab anda “Al-Ibanah”, dan tersebar isu bahwa beliau telah
memerintahkan untuk menghentikan penyebaran kitab dan isu-isu selain itu. Maka kami
mohon Asy-Syaikh memberikan penjelasan dan keterangan tentang hakekat perkara ini,
Jazakumullah khair?

Guru kami Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam حفظه ال تعالى berkata:
Penjelasan terkait masalah ini secara ringkas adalah: Masalah ini telah kami dengar dari sebelum
Ramadhan. Dan kalian belum mendengar aku berbicara karena aku الحمد ل merasa tenang, hanya saja
kitab “Al-Ibanah” itu sudah membela dirinya dengan sendirinya. Karena kitab ini dipenuhi dengan
mutiara kata dari ucapan para ulama hadits dan para peneliti dari ulama ahlus sunnah. Maka ia
adalah kitab yang bisa diambil manfaatnya biidznillah.
Perkara yang lain, bahwa Asy-Syaikh Rabi’ حفظه ال lupa kalau telah mengkoreksi kitab, maka ketika
aku pergi haji pada kesempatan ini aku bawa naskah yang telah beliau koreksi dan telah beliau beri
catatan kaki, lalu aku tunjukkan pada beliau. Waktu itu ada beberap masyayikh bersama saya seperti
Asy-Syaikh Al-Bura’i, Asy-Syaikh Adz-Dzamary dan Asy-Syaikh Ash-Shoumaly حفظهم ال . Maka aku
serahkan naskah tersebut dan jelaslah catatan kaki beliau, maka ketika beliau melihatnya beliau
teringat bahwa beliau telah mengkoreksinya.
Adapun terkait perintah beliau menghentikan penyebaran kitab, maka hal ini tidaklah benar dan tidak
ada. Yang ada justru Asy-Syaikh Rabi’ telah mengkoreksi sebagian besar isi kitab untuk kedua
kalinya. Dan beliau mengirimkan padaku beberapa lembar kertas ini pada bulan Ramadhan dan
beliau berkata telah mengkoreksi kitab dan aku melihat ada beberapa yang perlu dikoreksi. Dan ini isi
ucapan beliau, beliau berkata:
“Fadhilatu Al-Akh Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-Imam –semoga Allah تعالى menjaganya dan
membimbing langkahnya-
السلم عليكم ورحمة ال وبركاته
Bersamaan dengan salamku untuk murid-murid anda dan saudara-saudara ahlus sunnah, Amma
ba’d,
Maka aku beritahukan bahwa aku telah mengkoreksi sebagian besar kitab anda “Al-Ibanah”, maka
nampaklah dari pengkoreksian ini beberapa hal yang butuh koreksi yang mana sebagai berikut:
-Kemudian disebutkan beberapa tempat yang butuh koreksi-
Aku berharap kepada Allah تعالى jika anda pegang koreksi ini dan juga apa yang bisa anda temukan
sendiri ketika mengkoreksi ulang maka semoga terwujud tujuan yang karenanya anda mengarang
kitab ini. Dan semoga tersingkirkan itu isu: “katanya, kata fulan”. Semoga Allah تعالى membimbing anda
dan mewujudkan apa yang anda harapkan berupa kebaikan dan perbaikan serta persatuan ahlus
sunnah.”
Ini adalah isi dari ucapan beliau حفظه ال . Maka aku merasa gembira karena beliau mengkoreksi kitab
ini kedua kalinya, beliau mengkoreksi kitab ini kedua kalinya. Maka ini merupakan perkara yang
sangat aku sukai. Karena aku ingin, dan tiada larangan bagiku untuk dikoreksi lebih dari para
masyayikh yang telah mengkoreksi kitab tersebut, yang nama-nama mereka disebutkan dalam kitab.
Hal ini tiada larangan bagiku, karena aku menganggap kitab ini kitab ahlus sunnah dan bukan kitab
Muhammad Al-Imam. Karena kitab terkait dengan kasus-kasus dan bagaimana menyelesaikan kasus-kasus itu. Dan tidaklah kami meminta kepada sekumpulan dari masyayikh untuk mengkoreksinya
kecuali agar kitab ini bisa diterima di tengah-tengah ahlus sunnah kemudian diamalkan, dan
diperlakukan dengan perlakuan yang baik. Alhamdulillah.
Maka seperti yang kalian dengar bahwa Asy-Syaikh Rabi’ telah mengkoreksi kitab ini untuk kedua
kalinya dan Alhamdulillah. Maka kita memohon kepada Allah تعالى agar memberikan kepada kita taufiq
dan bimbingan, dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah .تعالى
Saya sampaikan kepada Asy-Syaikh Rabi’ bahwa koreksi beliau telah aku jadikan sandaran dan aku
terima, maka beliau merasa bahagia sekali dan senang sekali dan beliau berkata: “Sedikit sekali
orang yang melakukan ini.” Kemudian beliau mendoakan aku: “Jazahullah ‘anna wa ‘an al-islam
khaira.”.
-----------
(ed) Bukti suara beliau silakan dengar di link:

http://www.olamayemen.com/tapes/alshaikh_alemam/ftaw
a/alebanah_16_1_1432.mp3

----------
Sebagai tambahan kami nukilkan pula dari dua ulama Mamlakah As-Su’udiyah:
Asy-Asyaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad حفظه ال berkata terkait kitab “Al-Ibanah” karya Asy-Asyaikh
Muhammad Al-Imam :حفظه ال
Dan telah terbit akhir-akhir ini sebuah karya tulis yang sangat berharga yang berjudul “Al-Ibanah ‘An
Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahli As-Sunnah wa Al-Jama’ah” karya Asy-Syaikh
Muhammad bin Abdillah Al-Imam حفظه ال dari Yaman, yang telah diberi resensi oleh lima ulama
Yaman. Kitab tersebut mengandung banyak nukilan dari ulama ahlus sunnah generasi dahulu dan
sekarang. Terlebih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Al-Imam Ibnul Qayyim رحمهما ال . Kitab ini
adalah nasehat bagi ahlus sunnah untuk membaguskan sikap pergaulan antara mereka.
Aku telah mentelaah banyak pembahasan dalam kitab ini dan aku mendapatkan faedah
pendalilan pada sebagian nukilan yang aku sebutkan dalam nasehat di atas dari kedua iman yaitu
Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim.
Maka aku menasehatkan untuk membaca kitab tersebut dan mengambil manfaat darinya.
Betapa indah apa yang beliau katakan dalam kitab ini pada halaman 170:
“Terkadang orang yang ahli dalam jarh wa ta’dil itu menjarh (mengkritik) sebagian ahlus sunnah maka
berkobarlah fitnah hajr, pecah belah dan berbagai kerusakan. Bahkan bisa jadi mengobarkan
peperangan antara ahlus sunnah sendiri. Maka ketika terjadi hal ini diketahui nahwa jarh itu terkadang
bisa menyebabkan fitnah. Maka yang wajib adalah, meninjau ulang terkait cara menjarh serta
meninjau ulang terkait mashlahah dan mafsadahnya, memperhatikan hal-hal yang akan melestarikan
ukhuwah, yang akan menjaga dakwah dan menyembuhkan kesalahan. Dan tidak boleh terusmenerus
menempuh cara jarh yang muncul padanya kerusakan.”
Dinukil dari nasehat Asy-Syaikh Abdul Muhsin حفظه ال yang berjudul “Wa Marrah Ukhra: Rifqan Ahla
As-Sunnah Bi Ahli As-Sunnah” sebanyak empat lembar yang bertanggal 16-01-1432H.
Asy-Syaikh Doktor Shalih bin Sa’ad As-Suhaimy berkata dalam pelajaran di Masjid An-Nabawy waktu
subuh pada hari Jum’at 18 Muharram 1432H ketika menjelaskan hadits “Ittaqullah haitsuma kunta….”:
“Pada kesempatan ini aku menganjurkan para penuntut ilmu untuk membaca kitab yang
manakjubkan, yang ditulis pada saat-saat ini karya suadara kami Asy-Syaikh Muhammad bin
Abdillah Al-Imam, yaitu kitab “Al-Ibanah ‘An Kaifiyah At-Ta’amul Ma’a Al-Khilaf Baina Ahli AsSunnah
wa Al-Jama’ah”.
Sesungguhnya kitab ini adalah kitab yang sangat berharga, aku tidak melihat pada zaman ini
ditulis kitab yang semisal dengan itu, aku mengatakan “pada zaman ini”. Kitab yang sangat
berharga yang utama yang dianjurkan untuk diambil manfaatnya, yang meletakkan perkara pada
babnya. Beliau telah mendatangkan nukilan dari Syaikhul Islam sendiri sebanyak seratus nukilan
dalam menyikapi orang yang menyelisihi dalam lingkup ahlus sunnah. Dan lebih dari empat ratus
nukilan dari ulama-ulama yang lain dari generasi terdahulu atau generasi sekarang.”

Dinukil oleh:
‘Umar Al-Indunisy
Darul Hadits – Ma’bar, Yaman

(Sumber: http://thalibmakbar.wordpress.com/2011/01/07/benarkah-syaikh-rabi%E2%80%99-
menghentikan-penyebaran-kitab-%E2%80%9Cal-ibanah%E2%80%9D/#more-537



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.